Minggu, 26 Juli 2009

kosong (mungkin puisi)

Dengan sedikit melupakan teman-temanmu
Kau akan belajar untuk melupakan masa lalumu
Dengan melupakan semua cerita dengan mereka
Kau akan menuju kekosongan

Otak manusia mempunyai fungsi yang praktis
Dia akan memendam segala cerita yang sudah lama
Suka, senang, sedih, hampa, duka, kosong…
Tapi ingatan itu tidak hilang

Kecuali memang kau ingin melupakannya..

Lupakan teman-temanmu
kau akan merasa kosong..

langkah kaki

Saatnya kembali berkutat dengan blog dan facebook karena tingkat dua di fakultas ekonomi ini udah berakhir.
Sebenarna tulisan ini sudah ada dari jaman dulu saat penulis memulai niatnya untuk menulis. G banyak yang tertarik dengan tulisan ini mungkin alas an yang paling jelas mengapa penulis tidak pengen membagi cerita dengan teman-teman pembaca disini. Ini adalah kumpulan cerita misteri yang sempat dikumpulkan dan ditorehkan dalam tulisan oleh manusia mesum satu ini. Semoga teman-teman pembaca disini merasa terhibur dengan tulisan kecil nan imut ini. Sedikit pemberitahuan bagi mereka yang super penakut atau tidak tahan dengan hal-hal yang diluar jangkauan kecerdasan manusia masih diberi kesempatan untuk menutup mata dan menutup halaman ini serta mencari bahan bacaan lain. Penulis merasa tidak mau bertanggung jawab dengan apa yang terjadi apa-apa kepada para pembaca.
Dimulai dari keanehan rumah penulis sendiri kali ya..
Hari itu panas menyelimuti kota solo, entah panas itu dari ati yang emang lagi kesel atau karena matahari tertutup awan putih tebal yang berakibat lembabnya udara saat itu dan akhirya panas (setidaknya itu yang dikatakan oleh pak guru “jagoan neon” di SD ku tercinta). Pokoknya panas banget dah siang itu. Dan bisa ditebak jika ada awan tebal yang bikin panas itu terus berkutat berputar-putar dan berkumpul menjadi satu pasti ujung-ujungnya hujan deras mengguyur. Yah ditunggu aja deh begitu pikirku saat itu yang masih kelas 5 SD. Pulang dari sekolah yang saat itu masih sekitar jam 12 tidak menghalangi kakiku untuk segera pulang. Mungkin karena lapar yang menyerang dari pagi karena ga sarapan trus kelupaan bawa uang saku. Sampai dirumah ternyata tebakanku terbukti sangat tepat. Hujan deras langsung menghujam keras. Akirnya hujan juga, semoga udara panas yang terus membakar dari siang hari itu lenyap bersama air hujan yang mengalir ke selokan melalui lubang pasir yang ada. Nah ceritanya dimulai dari waktu hujan tersebut. Kebetulan waktu itu rumah masih kosong karena belum ada yang pulang sekolah dan adikku belum pulang dari bermain (sepertinya). Ternyata kudapati semua anggota keluargaku pergi ke tempat saudara dan sialnya pula mereka tidak bisa langsung pulang karena hujan terus mengguyur, kayaknya sampai malem deh tebakku saat itu juga. Mereka hanya meninggalkan aku dengan kakek nenekku yang mungkin saat itu lebih suka berada di kamar mereka sendiri, alhasil aku merasa sendirian di rumah.
Sampai pukul 19.00 mereka balum pulang juga, hujam memang belum reda, dan bahkan belum menunjukkan niatnya untuk reda, kini semakin deras dan deras. Sampai akhirnya sekitar jam 10 malam mereka belum pulang juga. Kalo dilihat memang hujan sudah tidak sederas yang tadi siang, tapi cukup bisa membuat orang basah kuyub jika berdiri tanpa dipayungi sesuatu dalam 20 detik hitungan. Saat itu aku mulai mengantuk dan mencoba untuk tidur. Tapi ketika aku mulai merasa sangat mengantuk dan siap untuk menuju alam bawah sadarku aku terusik dengan suara langkah kaki berat dan diseret yang ada dilorong dapur.
Sreet.. sreeett… sreeettt
Bunyinya sangat mengganggu. Ah mungkin nenekku sedang ke kamar kecil, letak kamar kecil memang sejalan dengan lorong dapur. Kulanjutkan tidurku dan lelaplah aku.
000
Sreeet..
Sreeet…
Sreeeeeeett…
Bunyi itu kembali terdengar olehku. Terbangun aku oleh suara yang semakin terdengan jelas karena hujan sudah bukan deras, hujan telah berhenti dan tidak ada bunyi tetesan air lagi. Aku sangat tahu sumber suara itu berasal daari lorong paling pojok dari rumahku, bunyi yang semakin lama semakin terdengar jelas itu membuatku penasaran siapa yang punya langkah berat tersebut. Tak piker panjang dan seperti tidak punya rasa takut, aku beranjak dari tempat tidurku. Ranjangku adalah ranjang yang cukup untuk tiga orang dan biasanya aku tidur bersama adikku dan ibuku, dan ketika aku melangkahkan kaki keluar darii kamar ranjang itu masih aku tiduri sendirian, kosong tanpa adik dan ibuku. Dalam benakku terpikir mungkin itu adik, ibu atau mungkin ayahku yang telah datang dari perjalannya. Sampai aku melewati pintu kayu jati kamarku aku masih belum bisa melihat siapa yang berjalan di lorong itu, tetapi terlihat dari bayangannya, ada yang melangkah dari arah dapur menuju ruang tengah rumahku. Siapa pikirku yang melangkah dengan berat dan terlihat sangat lelah itu, olehku, dia terlihat sangat kelelahan karena langkahnya yang sangat berat dan diseret.
Sreeeett..
Sreeettt..
“ibu?” kataku pelan.
Segera kuraih saklar lampu tengah. Tak jauh dari tempatku berdiri. Kalian semua pasti bertanya-tanya siapa yang dari dapur itu. Yang memang aneh jika ini diketahui orang-orang yang tak percaya takhayul tapi inilah yang terjadi saat lampu itu mulai menyala.
“Pat pat pat…” kau pasti tau kalau lampu neon tua dinyalakan maka lampu tersebut akan berkedip-kedip sejenak hingga akhirnya menyala. Sampai saat itulah buku kudukku berdiri. Saat kedipan lampu pertama sosok hitam tinggi yang aku lihat di cahaya terang yang tidak terlalu lama tersebut. Aku sempat tidak percaya dengan apa yang aku lihat itu. Tapi itu kurang jelas karena lampu kembali mati sejenak yang kemudian disusul dengan kedipan nyala kedua lampu itu. Tiba-tiba semua bulu kudukku kembali meninggi, berdiri dan kurasakan tubuhku bergetar dan meringding ketika pada kedipan sejenak itu aku lihat seorang yang mungkin manusia dan mungkin saja tidak. Tapi aku lebih suka menganggapnya manusia untuk menghilangkan rasa takutku. Sesosok badan tinggi dengan baju serba hitam dan terlihat tidak terawatt itu melintas didepanku. Ia berjalan menuju pintu depan sekan ingin keluar dari rumahku. Dan lampu kembali mati, kini lampu tidak segera menyala seperti pada kedipan pertama. Kini lampu itu mati lebih lama, dan kurasakan aku tetap merinding dan tetap terdiam tak bisa bergerak.
Pat
Lampu kini menyala sempurnya, dan aku kira akan menyala terus kecuali saklarnya kumatikan. Dan sosok hitam itu menghilang. Hilang tanpa jejak.
Sampai saat itu aku masih merinding sendirian di ruang tengah, pikirku mungkin benda aneh itu sudah menghilang, atau mungkin dia berhenti diruang tamu depan karena pintunya terkunci. Semua pikiran ini membuatku takut dan makin tidak bisa bergetak. Yah aku dari tadi masih berdiri tanpa bisa berkata-kata, bersyukur aku tidak mgompl ditempat.
Cekreeekk..
Kudengar pintu depan terbuka.
Blam!!
Kaget aku mendengar suara pintu depanku terbanting dengan keras, dan serentak dengan suara itu aku berlari kearah kamarku, tak peduli apapun, aku naik ke kasurku dan kuselimuti seluruh badanku dengan selimutku.
000
Yah sudah pagi kawan, mungkin cerita ini cukup dulu. Lain kali aku ceritakan hal-hal menakjupkan lainnya. Kau tahu, sampai sekarang aku masih merinding jika mengingat kejadian yang begitu cepat itu.

Depok, 26 juli 2009

Sabtu, 02 Mei 2009

Nasib seonggok sperma

Tak banyak yang tau kejadian malam itu. Hotel kumuh disamping gang kecil menjadi saksi perbuatan yang tidak bisa juga dibilang senonoh. Kamar hotel yang sudah tak berwarna putih cerah dengan hiasan karikatur tak jelas juntrungannya. Meja dan kursilah yang dapat menjelaskan peristiwa diatas kasur reyot dan berdecit tak karuan jika ditiduri. Dua manusia berbeda kelamin itu kini hanya bisa mengatur nafas yang saling terdesah-desah. Menikmati sedikit sisa-sisa surge dunia. Tapi dibalik semua itu mereka pastinya tidak memikirkan akibat dari kenikmatan mereka.
Cerminpun berkata sendiri, berani juga tuan bertubuh tambun itu orgasme di dalam. Entah itu istrinya sendiri atau bukan. Tapi cermim berkata lagi kalau perempuan itu bukan perempuan yang sama dengan perempuan yang dibawa kemaren hari. Tapi entah mengapa tuan bertubuh tambun itu dengan berani dan tanpa pikir panjang memuntahkan air maninya ke rahim yang tak pernah diurus. Tak pernah dipikirkan sebelumnya. Dan tak pernah dipikirkan akan membuahkan jabang bayi. Jabang bayi menanti dunia untuk dapat dilihatnya dengan gembira.
***
Tapi bukan itu yang harus dipelajari secara mendalam, setidaknya tidak sekarang. Mungkin besok, saat ada kejadian yang baru, atau mungkin besoknya lagi saat semua orang sudah mengetahui semua itu.
***
“kenapa kita harus berlari menuju rahim itu?”
“kenapa juga kita harus ikut arus ini?tak adakah hal yang bisa kita lakukan selain berlari, menyerang semua hal yang menhadang jalan kita?”
“peduli setan!bukanya kita memang diprogram untuk melakukan semua ini?”
Semua orang tentunya tidak dapat mendengarkan percakapan segerombolan sperma yang sedang berlari menuju rahim perempuan yang sudah kita bahas diatas. Sudahlah!jangan membahas kembali kejadian diatas. Sudah muak aku mendengarnya.
Sperma satu kembali bergumam dengan dirinya sendiri. Terbayang olehnya jika dia telah mencapai sel telur calon ibunya. Apa yang akan terjadi jika dia lahir ke dunia yang selau diimpikan oleh semua sperma yang berlomba berlari menuju garis finish bernama sel telur. Terbayang olehnya jika dia lahir didunia dicemoohlah oleh orang-orang yang belum ngetahui alasan kenapa dia lahir. Dasar anak setan!dasar murahan!anjing!dasar hewan!taik kucing! Padahal mereka belum tau mengapa dia harus lahir, mengapa dia harus bernafas dengan kedua paru-parunya. Setan kau! Kembali terngiang kemabali kata-kata itu di telinga sperma itu, walau sebenarnya dia sendiri belum mempunyai alat pendengaran yang dapat menangkap gelombang suara. Tapi kata-kata itu tetap terdengar jelas ditelinganya. Jelas seperti dikatakan dengan dekat. Jelas terdengar.
Sperma keduapun tak kalah berpikir keras apa jadinya jika dia mencapai garis finish sel telurnya. Memang masih jauh untuk ukuran sperma agar dapat mencapai garis finish itu, dan sebenarnya masih terlampau jauh untuk berpikiran yang tidak-tidak. Masih terlampau jauh untuk berpikir apa yang terjadi jika dia lahir. Tapi tetap saja sperma kedua ini berpikir keras. Sangat jauh berbeda dengan yang terpikir oleh sperma satu, yang terbayang dimatanya adalah hal yang sangat mengerikan. Terbayang di matanya, walaupun sperma itu tak punya organ menyerupai mata ataupun alat penglihatan sederhana tetapi kembali terbayang saat itu. Saat dimana dia mencapai sel telur, tetapi apa yang terjadi selanjutnya adalah manusia biadab yang telah membuatnya hampir lahir itu membuangnya dengan semena-mena. Menghancurkan darah dan dagingya sendiri, meghanyutkannya dengan larutan kimia yang telah menggoncang rahimnya sendiri. Mengguncang rahimnya sehingga daging itu tak cukup kuat untuk berpegangan erat. Apa mereka yang telah membuatnya itu tidak berpikir kalau hal iitu juga membahayakan dirinya sendiri. Apakah mereka juga tak berpikir nasib daging itu. Dan apakah mereka tidak sayang dengan darah daging yang berasal dari tubuhnya sendiri. Apakah mereka tidak miris melihat tubuh yang belum sempurna itu merasakan kotornya udara dunia. Kejam!biadab!kotor! sempat juga mulut sperma kedua ini melontarkan kata-kata pedas kepada tuannya. Mulut?sperma ini tak punya mulut. Ataupun organ sederhana yang menyerupai mulut, tapi kembali lagi ia lontarkan kata-kata pedas itu ke tuannya. Pedas. Kejam!biadab!kotor!.
Sekali lagi sebuah sperma punya cerita. Tak seperti cerita sebelumnya rupanya sperma satu ini punya cerita yang lebih menarik. Menarik. Setidaknya menarik menurutnya. Menarik gumamnya dalam hati. Tapi apakah sebuah sperma mempunyai hati, hati dalam artii yang sebenarnya ataupun hati dalam artian yang lebih dalam lagi. Sperma itu membayangkan hal-hal yang menyenangkan ketika dia sudah berhasil mencapai garis finish. Mungkinm juga karena hal itulah yang membuat dia tetap terdepan dalam perlananan panjang itu, begitu semangat dia berlari, begitu semangat hingga ia tak peduli lagi hal-hal yang akan menghadangnya. Terpikir olehnya jika ia telah lahir nanti. Tumbuh besarlah dia, tumbuh sehat karena tuan dari sperma itu mau bertanggung jawab dengan perbuatannya itu. Dihirupnya udara ruang bersalin dengan nafas panjang. Dilihatnya lampu operasi yang menyilaukan mata semuua orang, bahkan seorang dokterpun tak tahan jika haruis berlama-lama di bawah pancaran sinar itu. Merasakan dekapan dan belaian lembut tangan ibunya. Senyuman ibunya adalah hal yang paling dia nantikan. Dinantikannya. Ya , memang yang paling dinantikan karena semua sperma yang berlari bersamanya semua pasang muka serius, pasang muka persaingan. Senyum adalah hal yang paling dinantikannya. Maka terbanyangpun juga olehnya saat dia tumbuh sehat, berjalan dengan kedua kakinya, belajar bernyanyi dengan mulut mungilnya melihat penjuru dunia dengan kedua matanya yang masih cerah dan bersih. Kembali dia berpikiran indah, mengelilingi taman kecil dibelakang rumahnya dan bercakap-cakap dengan kedua orang tuanya. Tertawa karena lelucon-lelucon kecil. Tertawa terbahak-bahak hingga dia dapat melupakan kejadian di kamar hotel itu, dan melupakan percakapan antara kertas dinding hotel, meja, kursi dan berbagai barang yang terdapat di hotel tersebut.
***
Ya, memang sperma itu diciptakan untuk mengarungi rahim wanita. Ya, memang sperma diciptakan hanya untuk berlari menuju sel telur wanita dan memang begitulah sperma-sperma itu bersaing dengan semua sperma yang dimuntahkan ke dalam rahim wanita. Ya, memang begitulah mereka diciptakan. Memang seperti itulah mereka lahir dan memang seperti itulah mereka menjalankan fungsinya. Tapi apakah mereka hanya menerima semua itu dengan gembira. Dan apakah mereka sedih dengan tugas itu. Tapi memang seperti itulah mereka dilahirkan.
***
“aku tak mau hidup seperti ini!”
“gila aja!masak aku cuma jadi seonggok daging dan akirnya dipaksa melepaskan pegangan rahim ibuku sendiri”
“setuju aku! Aku tidak harus mencapai sel telur itu, aku tidak mau!lebih baik aku buh diri disini!biar aku makan racun rahim ini!biar yang lain yang mau saja, kalau aku tidak!tidak sekarang!tidak di rahim yang belum jelas ini!tidak dirahim ini!tidak”
“memangnya aku siapa!aku budakmu!bukan!aku sperma yang bebas tanpa tuntutan!bebas menentukan semuanya sesukaku!”
“g seharusnya tuan membuat kita berlomba lari disini!dasar sampah!muka monyet!”
Rupanya para sperma itu sudah tak bisa menahan amarah yang disimpan sekian lama, mereka marah karena perbuatan kedua manusia ini. Mereka marah karena mereka keluar dengan cara yang tidak seharusnya. Mereka marah karena mereka adalah korban yang kesekian kalinya, yang menyusul teman-teman mereka yang sudah dahulu-dahulu keluar dan tidak kembali lagi. Mungkin mati. Mungkin sudah berwujud anak kecil. Mungkin juga berwujud orang biadab yang sama seperti tuannya. Mungkin juga belum berwujud dan harus dikeluarkan. Mungkin sudah mati sebelum mencapai rahim. Mungkin..
***
“eh aku dulu donk!”
“eits aku dulu, kamu belakangan!”
“woi! Antri dong!aku kan yang keluar duluan!”
“eh teman-teman kalian ini kenapa harusberebut. Kita main sportif aja. Tidak perlu harus berebut.”
“eh ntar kalo dah nyampe mau ngapain kamu, kalo aku mau jadi anak yang baik dan penurut biar g seperti ayah kita ini”
“kalo aku pengen jadi insinyur biar bisa kaya dan gak perlu susah cari penghasilan kayak ibu ni, jula diri”
“kalo aku mau jadi kayak bapak aja deh, enak soalnya bisa main perempuan tiap malam, kan enak!”
Banyak juga yang mengungkapkan rasa senang mereka. Para sperma yang berjalan dengan cepat dan tanpa beban ini rupanya sangat mendambakan hidup yang serba enak. Walaupun mereka sendiri tidak begitu mengetahui nasib mereka selanjutnya karena entah siapa yang akan merawat mereka, entah apa yang akan mereka perbuat dan terlebih lagi mereka tidak pernah berpikiran bagaimana mereka bisa bertahan hidup nantinya jika mereka berhasil lahir dengan selamat. Yang mereka pikirkan hanyalah hal yang akan mereka lakukan setelah menjadi manusia nantinya. Dan mungkin dengan pikiran yang memenuhi pikiran mereka itulah yang membuat mereka dapat berjalan dengan cepat dan lantang menghadapi rintangan rahim si perempuan.
***
“Lari kawan”
“kamu duluan saja deh, aku dah ga mau lagi”
“semangat!semangat!”
“tak sudi aku!”
Dengan susah payah mereka berjalan.
Dengan susah payah mereka mencoba menghentikan langkah kaki mereka.
Dengan susah payah mereka menembus zat kimia yang dihasilkan rahim perempuan
Dengan susah payah mereka memakan zat kimia itu pula.
Walaupun dengan apa yang mereka lakukan, walaupun dengan segala cara yang mereka lakukan untuk menghentikan langkah mereka. Sperma-sperma yang tak sudi untuk hidup itu tetap tak bisa menghentikan langkah mereka. Ya, karena memang seperti itulah mereka diciptakan.
Walaupun dengan apapun yang mereka lakukan dan walaupun mereka sudah bersemangat layaknya api yang membara. Langkah kaki merekapiun tetap sama. Sama cepat dengan yang lain dan sama cepat dengan mereka yang bermaksud untuk menghentikan langkah mereka.
Ya, karena memang begitulah mereka diciptakan…
***
24 April 2009
Untuk sepatu UI

Minggu, 01 Maret 2009

Bis Kuning UI, Sebuah Opini

Assalamualaikum,,
Tentu teman-teman telah mengetahui tentang pengadaan bikun baru. Bikun yang bertajuk use public transportation to reduce air pollution ini tentu sudah dirasakan oleh hanpir semua mahasiswa. Bikun baru ini lumayan berukuran besar sehingga bisa menampung tiga puluh lima penumpang duduk dan beberapa penumpang berdiri. Dengan banyaknya kapasitas penumpang yang dapat ditampung ini membuat bikun ini lebih efektif untuk mengankut mahasiswa untuk kuliah. Ruang dalam bis yang ber-ac-pun membuat mahasiswa nyaman berlama-lama didalamnya, walau mungkin ada juga yang malah kedinginan dengan adanya ac tersebut. Bodi luar yang masih mulus ditambah cat kuning menyala membuat bikun baru ini lebih nyaman dilihat. Secara keseluruhan pengadaan bikun baru ini memang membuat banyak dari mahasiswa yang selalu menggunakan fasilitas bkun untuk mondar-mandir di dalam lingkungan UI ini semakin senang.
RUSH HOUR
Bagi pengguna setia bikun ini mungkin sangat menyadari bahwa pengadaan bikun baru cukup tidak efektif. Bisa dibilang bukan masalah fisik bikun yang baru yang tidak efektif tetapi sistem dispatcher yang digunakan oleh bikun baru tersebut. Sistem baru yang masih dlam tahap percobaan ini memungkinkan kita tidak perlu menunggu bikun lebih dari 15 menit. Karena sistem ini memang dirancang untuk memberikan kenyamanan mahasiswa untuk tidak menunggu lama. Tapi jika dianalisa lebh dalam, sistem ini tidak bisa dikatakan efektif. Kebanyakan mahasiswa berangkat dipagi hari. Sekitar pukul tujuh dampai Sembilan adalah waktu-waktu dimana jalan UI dipadati oleh berbagai macan kendaraan karena memang saat itu adalah jam sibuk. dengan bikun baru yang kapasitasnya besar ditambah jam keberangkatan yang cepat membuat mahasiswa dapat berangkat ke kampus dengan cepat dan nyaman. Tumpukan mahasiswa yang biasanya terjadi di halte stasiun UI dan di haltePocin dapat diatasi dengan baik oleh bikun sewaaan armada Aerowisata ini. Tetapi yang menjadikan bikun ini kurang efektif dan bahkan menghambur-hamburkan adalah ketida siang hari sampai menjelang sore bikun ini tetap berjalan setiap lima belas menit. Padahal kita semua tahu kalau di saat-sat itu adalah jam kuliah dan hal itu membuat tidak banyak mahasiswa yang menggunaan fasilitas bikun. Bikun yang beroperasi pada pukul sebelas sampai pukul tiga sore kebanyakan sepi penumpang. Hal ini memang dikarenakan masih jam kuliah. Sekali lagi kita perlu mengoreksi kembali sistem dispatcher bikun baru ini. Karena sangat ironis apabila slogan yang diangkat tinggi-tinggi malah dilanggar sendiri Karen sistem yang kurang bagus.
Dimana Bikun Lama
“trus bikun lamanya kok jarang nongol ya?”
“eh bikun jepang udah ga pernah jalan ya? padahal favorit gw tu”
Dan masih banyak lagi pertanyaan mengenai nasib bikun lama. Bikun lama yang dulu menemani kita setiap hari itu kini nasibnya sudah tidak jelas lagi. Kalo ditotal seharusnya bikun yang beroperasi sekarang jumlahnya lebih dari dua puluh bikun. Tapi mengapa sampai sekarang yang sering terlihat di pangkalan bikun yang terletak di depan asrama mahasiswa hanya bikun baru dan ditambah beberapa bikun lama. Ttidak banyak bikun lama yag beroperasi dalam satu hari. Bahkan penulis pernah mendapati dalam sau hari tidak ada bikun lama yang beroperasi. Sebenarnya apa yang terjadi pada bikun lama. Pada seorang supir bikun kami mengorek informasi. Tidak banyak informasi yang didapat, tetapi yang menjadi perhatian kita adalah nasib bikun lama akan dibawa kemana setelah adanya bikun baru yang mencaplok pekerjaan mereka ini. Terdapat informasi bahwa para supir bikun akan tetap bekerja untuk UI tetapi dalam bentuk yang lain. Semua pasti sudah mengetahui jalur-jalur yang dilalui oleh bikun bikun bertanda merah ataupun bertanda biru. Konon katanya bikun yang lama tersebut akan terus beroperasi dengan jalur baru yang semakin meng-cover area jalan UI. Jalan sepanjang Fakultas Ilmu Budaya, Fakultas Ilmu Komputer dan jalan sepanjang Perpustakaan nantinya akan dilewati oleh bikun lama, entah aka nada jalur baru atau tidak. Jalur yang memang mempunyai lebarjalan yang kecil tersebut nantinya akan terlewati oleh bikun. Ini tentunya sangat menguntungkan mahasiswa FIB dan Fasilkom karena biasanya mereka harus berjalan cukup jauh untuk mencapai fakultas mereka. Dan tentunya akan membantu mahasiswa yang rajin membaca buku untuk meminjam buku di perpustakaan. Tapi entah kapan hal ini dapat direalisasikan.
Tidak Diremajakan
Kembali lagi kita pertanyakan tujuan utama pengadaan bikun baru. Penulis sendiri sedikit bingung mengapa jumlah bikun yang dulu juga sudah mampu untuk mengatasi masalah trasnportasi umum yang ada di lingkungan UI ini harus ditambah. Jika dikarenakan bikun yang lama tidak dapat mengangkut mahasiswa sepertinya itu tidak benar. Karena dulu ketika bikun lama masih efektif beroperasi, mahasiswa dapat tertampung dengan baik. Tetapi jika latar belakang kenyaman yang membuat pihak rektorat menambah jumlah bikun yang ada itu bisa dibenarkan. Semua orang mengetahui umur bikun lama yang cukuptua membuat komponen yang ada didalamnya menjadi tidak dapat berfungsi secara baik lagi. Seperti per bikun yang sudah kerasnya minta ampun, jendela yang tidah dapat ditutup kursi penumpang yang susah untuk dikatakan layak pakai serta pegangan untuk penumpang berdiri yang paku perekatnya semakin kendor membuat penumpang sendiri takut akan keselamatannya. Jika hal ini yang melatarbelakangi penambahan bikun lantas mengapa tidak ada peremajaan bikun lama. Jika pihak rektorat dapt melakukan peremajaan terhadap bikun-bikun lama yang kurang layak itu, mungkin penambahan jumlah bikun tidak perlu terjadi. Jika peremajaan bikun lama dapat dilaksanakan tentu bukan mimpi supir bikun lama dapat tetap bekerja secara baik. Mahasiswa dapat memperoleh kenyamanan yang mereka inginkan pula

Mohon masukannya...

Senin, 23 Februari 2009

keanehan sistem penerimaan siswa baru UI

assalamualaikum

mungkin postingan ini banyak yang g tau apa maksudnya karena emang terbatas kepada anak2 UI. Kemarin sore gw dapat kabar baik dari teman sekelas gw waktu SMA ada berita dari dia kalo adik2 kelas gw yang sekarang masih kelas 3 SMA keterima di UI lewat jalur PPKB(kalo g salah kepanjangannya Prestasi dan Penerimaan Kesempatan Belajar). Ini adaah salah satu progrm UI untuk menerima mahasiswa ui dengan cara mengambil anak2 pintar dari tiap sekolah daerah, mungkin kalo orang biasa tau PMDK. Dari berita yang gw dengar tu ternyata ada 5 orang siswa yang diterima ui lewat PPKB. Yah syukur dah..

Tapi sampai sekarang masih ada di benak gw pertanyaan yang lumayan mengusik pikiran gw dari dulu pertama kali masuk.

Pertanyaan itu adalah bagaimana cara mereka(baca: orang2 atasan di rektorat sana) memberikan penilaian terhadap kita,sehingga kita bisa keterima??

mohon kepada para pembaca untuk menjawab jika anda tau..

matur nuwun, hehe

Minggu, 22 Februari 2009

Hari yang aneh

assalamualaikum semuanya..

kenalin aku M Usaid. banyak orang memanggilku dengan panggilan Said, Musa atao terserah mereka mau panggil apa. blog pertamaku ini sebenarnya uda dibuat 3 bulan yang lalu cuman g pernah diisi karena masalah kesibukan kampus jadi amoe sekarang postingan yang adapun cuma hal2 yang mungkin sangat g berarti. mungkin cukupo sekian, dosen udah dateng,,

Jumat, 26 Desember 2008

malam yang menyeramkan

berhubung libur semester ni dah kelar, maka anak2 asrama pada pulang semua ke kampung masing2. tapi sial banget karena aku g bisa langsung pulkam. masih banyak kerjaan yang menunggu disini. ya, aku seorang mahasiswa smester 3 universitas ternama di depok. semester ini aku mengambil sebuah proyek dikampus dan karena itulah aku g bisa pulkam dengan cepet..

jd males nulis, ntar aku lanjutin laen kali deh