Minggu, 01 Maret 2009

Bis Kuning UI, Sebuah Opini

Assalamualaikum,,
Tentu teman-teman telah mengetahui tentang pengadaan bikun baru. Bikun yang bertajuk use public transportation to reduce air pollution ini tentu sudah dirasakan oleh hanpir semua mahasiswa. Bikun baru ini lumayan berukuran besar sehingga bisa menampung tiga puluh lima penumpang duduk dan beberapa penumpang berdiri. Dengan banyaknya kapasitas penumpang yang dapat ditampung ini membuat bikun ini lebih efektif untuk mengankut mahasiswa untuk kuliah. Ruang dalam bis yang ber-ac-pun membuat mahasiswa nyaman berlama-lama didalamnya, walau mungkin ada juga yang malah kedinginan dengan adanya ac tersebut. Bodi luar yang masih mulus ditambah cat kuning menyala membuat bikun baru ini lebih nyaman dilihat. Secara keseluruhan pengadaan bikun baru ini memang membuat banyak dari mahasiswa yang selalu menggunakan fasilitas bkun untuk mondar-mandir di dalam lingkungan UI ini semakin senang.
RUSH HOUR
Bagi pengguna setia bikun ini mungkin sangat menyadari bahwa pengadaan bikun baru cukup tidak efektif. Bisa dibilang bukan masalah fisik bikun yang baru yang tidak efektif tetapi sistem dispatcher yang digunakan oleh bikun baru tersebut. Sistem baru yang masih dlam tahap percobaan ini memungkinkan kita tidak perlu menunggu bikun lebih dari 15 menit. Karena sistem ini memang dirancang untuk memberikan kenyamanan mahasiswa untuk tidak menunggu lama. Tapi jika dianalisa lebh dalam, sistem ini tidak bisa dikatakan efektif. Kebanyakan mahasiswa berangkat dipagi hari. Sekitar pukul tujuh dampai Sembilan adalah waktu-waktu dimana jalan UI dipadati oleh berbagai macan kendaraan karena memang saat itu adalah jam sibuk. dengan bikun baru yang kapasitasnya besar ditambah jam keberangkatan yang cepat membuat mahasiswa dapat berangkat ke kampus dengan cepat dan nyaman. Tumpukan mahasiswa yang biasanya terjadi di halte stasiun UI dan di haltePocin dapat diatasi dengan baik oleh bikun sewaaan armada Aerowisata ini. Tetapi yang menjadikan bikun ini kurang efektif dan bahkan menghambur-hamburkan adalah ketida siang hari sampai menjelang sore bikun ini tetap berjalan setiap lima belas menit. Padahal kita semua tahu kalau di saat-sat itu adalah jam kuliah dan hal itu membuat tidak banyak mahasiswa yang menggunaan fasilitas bikun. Bikun yang beroperasi pada pukul sebelas sampai pukul tiga sore kebanyakan sepi penumpang. Hal ini memang dikarenakan masih jam kuliah. Sekali lagi kita perlu mengoreksi kembali sistem dispatcher bikun baru ini. Karena sangat ironis apabila slogan yang diangkat tinggi-tinggi malah dilanggar sendiri Karen sistem yang kurang bagus.
Dimana Bikun Lama
“trus bikun lamanya kok jarang nongol ya?”
“eh bikun jepang udah ga pernah jalan ya? padahal favorit gw tu”
Dan masih banyak lagi pertanyaan mengenai nasib bikun lama. Bikun lama yang dulu menemani kita setiap hari itu kini nasibnya sudah tidak jelas lagi. Kalo ditotal seharusnya bikun yang beroperasi sekarang jumlahnya lebih dari dua puluh bikun. Tapi mengapa sampai sekarang yang sering terlihat di pangkalan bikun yang terletak di depan asrama mahasiswa hanya bikun baru dan ditambah beberapa bikun lama. Ttidak banyak bikun lama yag beroperasi dalam satu hari. Bahkan penulis pernah mendapati dalam sau hari tidak ada bikun lama yang beroperasi. Sebenarnya apa yang terjadi pada bikun lama. Pada seorang supir bikun kami mengorek informasi. Tidak banyak informasi yang didapat, tetapi yang menjadi perhatian kita adalah nasib bikun lama akan dibawa kemana setelah adanya bikun baru yang mencaplok pekerjaan mereka ini. Terdapat informasi bahwa para supir bikun akan tetap bekerja untuk UI tetapi dalam bentuk yang lain. Semua pasti sudah mengetahui jalur-jalur yang dilalui oleh bikun bikun bertanda merah ataupun bertanda biru. Konon katanya bikun yang lama tersebut akan terus beroperasi dengan jalur baru yang semakin meng-cover area jalan UI. Jalan sepanjang Fakultas Ilmu Budaya, Fakultas Ilmu Komputer dan jalan sepanjang Perpustakaan nantinya akan dilewati oleh bikun lama, entah aka nada jalur baru atau tidak. Jalur yang memang mempunyai lebarjalan yang kecil tersebut nantinya akan terlewati oleh bikun. Ini tentunya sangat menguntungkan mahasiswa FIB dan Fasilkom karena biasanya mereka harus berjalan cukup jauh untuk mencapai fakultas mereka. Dan tentunya akan membantu mahasiswa yang rajin membaca buku untuk meminjam buku di perpustakaan. Tapi entah kapan hal ini dapat direalisasikan.
Tidak Diremajakan
Kembali lagi kita pertanyakan tujuan utama pengadaan bikun baru. Penulis sendiri sedikit bingung mengapa jumlah bikun yang dulu juga sudah mampu untuk mengatasi masalah trasnportasi umum yang ada di lingkungan UI ini harus ditambah. Jika dikarenakan bikun yang lama tidak dapat mengangkut mahasiswa sepertinya itu tidak benar. Karena dulu ketika bikun lama masih efektif beroperasi, mahasiswa dapat tertampung dengan baik. Tetapi jika latar belakang kenyaman yang membuat pihak rektorat menambah jumlah bikun yang ada itu bisa dibenarkan. Semua orang mengetahui umur bikun lama yang cukuptua membuat komponen yang ada didalamnya menjadi tidak dapat berfungsi secara baik lagi. Seperti per bikun yang sudah kerasnya minta ampun, jendela yang tidah dapat ditutup kursi penumpang yang susah untuk dikatakan layak pakai serta pegangan untuk penumpang berdiri yang paku perekatnya semakin kendor membuat penumpang sendiri takut akan keselamatannya. Jika hal ini yang melatarbelakangi penambahan bikun lantas mengapa tidak ada peremajaan bikun lama. Jika pihak rektorat dapt melakukan peremajaan terhadap bikun-bikun lama yang kurang layak itu, mungkin penambahan jumlah bikun tidak perlu terjadi. Jika peremajaan bikun lama dapat dilaksanakan tentu bukan mimpi supir bikun lama dapat tetap bekerja secara baik. Mahasiswa dapat memperoleh kenyamanan yang mereka inginkan pula

Mohon masukannya...